Budidaya Tanaman Mentimun

Mentimun adalah tanaman sayuran buah semusim (berumur pendek) seperti terong, labu dan tomat, tumbuh menjalar, berbentuk semak atau perdu bisa mencapai tinggi 2 meter. Akar berbentuk tunggang dan berair, batang lunak dan berair, daun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda, berbulu halus dan tulang daun menjari. Bunga terdiri dari bunga jantan dan betina dengan perbandingan jumlah yang relatif sama. Buah panjang silindris dengan bentuk beragam tergantung varietasnya. Saat ini jenis varietas timun yang ada di pasaran dan sudah banyak di tanam oleh petani di Indonesia antara lain : Timun F1 Harmony, F1 Hercules, F1 Monza, F1 Magic, F1 Bandana, F1 Mercy,  F1 Galaxy, Mikro 203, F1 Roman, Asian Star, Phuket, Ninja, Titan, Hijau Roket, Putih Roket, F1 Si Putih untuk jenis timun yang sudah tahan Virus antara lain Timun F1 Harmony Plus, F1 Metavy, F1 Bhakti, F1 Tirta, F1 Zetavy, F1 Monas, F1 Manggala, F1 Timundo 20.

SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 – 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 – 1.200 mdpl.
2. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  • Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu.
  • Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
  • Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
  • Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
  • Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
  • Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss.
  • Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
Pengolahan Media Tanam
  • Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan,
  • Berikan kalsit/dolomit pH tanah 6.
Penanaman
  • Siram bibit dalam polibag dengan air,
  • Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag,
  • Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.
Pemeliharaan Tanaman
  • Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
  • Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
  • Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
  • Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
  • Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.
 Pemupukan
Waktu
Pupuk (kg)
TSP
Urea
KCL
Pupuk Kandang
Pupuk Dasar
150
150
150
20.000
3-5 hst
100
150
100
10 hst
250
300
100
Setelah berbunga
250
250
Setelah Panen I
100
100
POC NASA +
Hormonik (Mulai umur
2–10 minggu)
Disemprotkan ke daun :
  • Alternatif 1: 8 kali (interval 1 minggu sekali) dgn dosis 3 – 4 tutup POC NASA+ 1 tutup Hormonik per tangki
  • Alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali) dgn dosis 6 – 8 tutup POC NASA+ 1 tutup Hormonik per tangki
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver). Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon). Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.). Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover). Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA

2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew).
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew ).
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c. Antraknose.
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut.
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e. Virus.
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab).
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g. Busuk buah.
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

PANEN

1. Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

2. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

3.Periode Panen
Mentimun sayur dipanen 5 – 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.

Stockist Nasa AG.1984

Beli Sekarang :

WhatsApp Telepon Messenger